WAJO - OK-GAS.COM - Sulawesi Selatan — Sabtu, 1 November 2025 -Proyek raksasa pengendalian banjir di Sungai Walanae–Cendranae, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, kini menuai sorotan tajam. Proyek yang bersumber dari Kementerian Balai Sungai tersebut diduga kuat sarat praktik pungutan liar (pungli) dan aroma korupsi dalam pelaksanaannya.ungkap dengan suara tegas masyarakat juga sebagai narasumber yang berada di sekitaran proyek tersebut.1/11/25 Salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek, Sabtu 1/11/25
 -di Kampung Walanae–Cendranae, mengungkapkan adanya kejanggalan besar dalam pekerjaan yang sedang berlangsung. Warga yang enggan disebutkan namanya itu, dengan alasan keamanan dan sesuai kode etik narasumber lembaga terkait, menuturkan bahwa material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi yang seharusnya.  > “Seharusnya proyek ini menggunakan batu gajah atau bolder, bukan batu gunung biasa. Tapi yang terpasang sekarang semuanya batu gunung kecil, tanpa batu gajah sama sekali,” ujar narasumber kepada media ini, Sabtu (1/11/2025).   
Padahal, penggunaan batu gajah merupakan komponen penting dalam proyek pengendalian banjir. Jika diganti dengan batu gunung biasa, kekuatan penahan arus sungai akan jauh berkurang dan berpotensi menyebabkan kerusakan di kemudian hari. -Proyek tersebut diketahui dikerjakan oleh CV. HANA, dengan nilai kontrak mencapai Rp7.474.493.000,00. Masyarakat menilai, proyek bernilai miliaran rupiah ini dikerjakan secara asal-asalan dan patut diduga terjadi kolaborasi antara pihak kontraktor, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan pihak konsultan perencanaan. >Sabtu 1/11/25
 “
Kami menduga ada praktik pungli dan korupsi berjamaah di dalam proyek ini. Semua pihak terlibat, mulai dari kontraktor hingga pejabat pembuat komitmen,” tambah warga tersebut. -Kasus ini pertama kali disorot oleh LSM LIPAN (Lembaga Investigasi dan Pengawasan Aset Negara) yang dipimpin oleh Harry Goa. Berita terkait sudah dua kali tayang di beberapa media online, seperti TribunTujuwali.com, Detikinews.co.id, Jelajahpos.com, Kabar Negara, serta Redaksi News.co.id.sabtu 1/10/25
Kami menduga ada praktik pungli dan korupsi berjamaah di dalam proyek ini. Semua pihak terlibat, mulai dari kontraktor hingga pejabat pembuat komitmen,” tambah warga tersebut. -Kasus ini pertama kali disorot oleh LSM LIPAN (Lembaga Investigasi dan Pengawasan Aset Negara) yang dipimpin oleh Harry Goa. Berita terkait sudah dua kali tayang di beberapa media online, seperti TribunTujuwali.com, Detikinews.co.id, Jelajahpos.com, Kabar Negara, serta Redaksi News.co.id.sabtu 1/10/25
  Namun hingga saat ini, pihak aparat penegak hukum (APH), baik dari Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan maupun Polda Sulsel, Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), belum terlihat melakukan langkah nyata di lapangan.  -Masyarakat sekitar pun mulai geram. Mereka berencana menggelar aksi damai dan demonstrasi untuk mendesak pihak berwenang turun langsung mengevaluasi proyek tersebut.ungkap .1/11/25  > 
“Kalau aparat tidak turun juga, kami akan bergerak sendiri, melakukan aksi damai agar proyek ini dibongkar dan diaudit ulang,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.    Masyarakat berharap agar pihak Kejaksaan Tinggi dan Polda Sulsel segera mengambil langkah tegas dengan menurunkan tim ke lokasi, guna memastikan proyek pengendalian banjir Walanae–Cendranae benar-benar sesuai spesifikasi dan bebas dari praktik korupsi. Ujar masyarakat .Sabtu 1/11/25  >
 “Ini proyek dari kementerian, nilainya besar. Jangan sampai masyarakat yang jadi korban akibat kerja asal-asalan dan pungli berjamaah,” tutup warga tersebut dengan nada kecewa.ungkap narasumber masyarakat sekitarnya ..Sabtu 1 Oktober 2025.( Redaksi  )
.jpg)


0Comments